Alhamdulillah
pada 12 rabiulawal tahun 1435 Hijrah yang lalu
semua umat islam menyambut Maulidur Rasul,
Saya serta suami dan adik mimi tidak ketinggalan,
sekali lagi itulah catatan jurnal kehidupan kami pada tahun ini .
Pada tahun ini sekali lagi kami dipelawa untuk mengetuai perarakan
dalam program perarakan Maulidul rasul bagi MNI Rawang.
Foto dirakam untuk kenangan.
Program perarakan adalah acara pertama
kemudian disusuli forum perdana sesudahnya
beriktunya rakaman
program AlKuliyyah untuk sesi slot kuliah Magrib di Masjid.
Adanya pelbagai program sambutan sempena
Maulidur Rasul ini mudah-mudahan jiwa dan semangat kita umat islam hari ini
sentiasa segar untuk memahami dan mengamalkan semua
contoh tauladan yang telah Rasulullah SAW tinggalkan kepada kita.
Setiap saat, waktu, hari, minggu, bulan dan tahun sematkanlah
rasa cinta kita dan berselawatlah selalu kepada Rasul yang kita sayangi,
insyallah kehidupan kita ini akan lebih indah bermakna dan diberkati olehNya.
PERKONGSIAN ILMU
Bergembira
menyambut kelahiran Rasulullah SAW
Pujian
terhadap Nabi Muhammad merupakan satu hal yang dilakukan oleh sahabat, bahkan
di hadapan Rasulullah.
Kegembiraan
terhadap kelahiran Rasul merupakan hal yang baik di dalam syariat. Bahkan
mengenang kisah kelahiran Nabi atau Rasul merupakan sesuatu yang dicontohkan
oleh Allah dalam Al-Quran.
Sehingga di dalam Al-Quran, Allah menceritakan
tentang kelahiran Nabi Isa alaihi salam, juga tentang kelahiran Nabi Musa
alaihi salam. Yang mana Allah menceritakan itu semua secara terperinci.
Apabila
Allah menceritakan kisah kelahiran mereka para Nabi, maka mengapa kita tidak
boleh mengenang kisah kelahiran pemimpin sekalian Nabi dan Rasul?
Rasulullah
menceritakan bahwa Allah Ta’ala meringankan adzab terhadap Abu Lahab di neraka
pada setiap hari Senin, dikarenakan kegembiraannya atas kelahiran Nabi Muhammad
sehingga ia membebaskan budaknya yang bernama Ummu Aiman yang membawa kabar
gembira tersebut kepadanya.
Hadis ini disebutkan di dalam Shahih Al-Bukhari.
Padahal Abu Lahab adalah seorang yang kafir yang disebutkan akan kebinasaannya
di dalam Al-Quran, sehingga turun surat khusus untuk menceritakan tentang
kebinasaannya.
Akan tetapi Allah tidak melupakan kegembiraannya dengan
kelahiran Nabi Muhammad hingga meringankan adzab baginya setiap hari Isnin,
hari kelahiran Rasulullah.
Maka
bagaimana halnya dengan seorang hamba yang mukmin, yang seumur hidupnya
bergembira dengan kelahiran Rasulullah dan meninggal dalam keadaan Islam?
Pastilah derajat yang besar bagi mereka.
Sebagaimana Allah berfirman,
“Katakanlah
(hai Muhammad) bahwa dengan karunia dan rahmat Allah, maka bergembiralah dengan
hal itu, itu (kegembiraan kalian) lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”
Kegembiraan
dengan rahmat dan karunia Allah dituntut oleh Al-Quran, dan kegembiraan
tersebut lebih mahal dan lebih berharga dari apa yang dikejar-kejar dan
dikumpulkan manusia, baik itu harta ataupun kedudukan.
Karena itu,
di bulan kelahiran Rasul yang mulia ini, hendaknya kita memperkuat hubungan
kita dengan Rasulullah, dengan menghidupkan sunnah beliau, mengenal riwayat
hidup beliau, menanamkan kecintaan terhadap beliau, dalam lubuk hati kita serta
keluarga kita, menjadikan Rasulullah sebagai idola yang tertinggi dan paling
dekat dengan umat islam, serta memperbanyak shalawat kepada beliau.
Gembira
dengan Rasulullah SAW adalah perintah AI-Quran.
Allah SWT berfirman,
“Katakanlah, ‘Dengan kurnia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira’.”
(QS Yunus: 58).
Jadi, Allah SWT menyuruh kita untuk bergembira
dengan rahmat-Nya, sedangkan Nabi SAW merupakan rahmat yang terbesar,
sebagaimana tersebut dalam Al-Quran,
“Dan tidaklah Kami mengutusmu melainkan
sebagai rahmat bagi semesta alam.” (QS Al-Anbiya’: 107).
Peringatan
Maulid Nabi SAW mendorong orang untuk membaca shalawat, dan shalawat itu
diperintahkan oleh Allah Ta’ala,
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat atas Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah salam sejahtera kepadanya.” (QS Al-Ahzab: 56).
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat atas Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah salam sejahtera kepadanya.” (QS Al-Ahzab: 56).
Mengenal
perangai beliau, mukjizat-mukjizatnya, dan irhash-nya (kejadian-kejadian luar
biasa yang Allah berikan pada diri seorang rasul sebelum diangkat menjadi
rasul), menimbulkan iman yang sempurna kepadanya dan menambah kecintaan
terhadapnya.
Manusia itu diciptakan menyukai hal-hal yang indah, balk fisik (tubuh) maupun akhlaq, ilmu maupun amal, keadaan maupun keyakinan.
Manusia itu diciptakan menyukai hal-hal yang indah, balk fisik (tubuh) maupun akhlaq, ilmu maupun amal, keadaan maupun keyakinan.
Dalam hal ini tidak ada
yang lebih indah, lebih sempurna, dan lebih utama dibandingkan akhlaq dan
perangai Nabi. Menambah kecintaan dan menyempurnakan iman adalah dua hal yang
dituntut oleh syara’. Maka, apa saja yang memunculkannya juga merupakan
tuntutan agama.
Allah SWT
berfirman,
“Dan semua kisah dari rasul-rasul, Kami
ceritakan kepadamu, yang dengannya Kami teguhkan hatimu:’
ceritakan kepadamu, yang dengannya Kami teguhkan hatimu:’
(QS Hud: 120).
Dari
ayat ini nyatalah bahwa hikmah dikisahkannya para rasul adalah untuk meneguhkan
hati Nabi.
Tidak diragukan lagi bahwa saat ini kita pun perlu untuk meneguhkan
hati kita dengan berita-berita tentang beliau, lebih dari perlunya beliau akan
kisah para nabi sebelumnya.
Imam
Asy-Syafi’i mengatakan,
“Apa-apa yang baru
(yang belum ada atau dilakukan di masa Nabi SAW) dan bertentangan dengan Kitabullah, sunnah, ijmak, atau sumber lain yang dijadikan pegangan, adalah bid’ah yang sesat.
Adapun suatu kebaikan yang baru dan tidak bertentangan dengan yang tersebut itu, adalah terpuji “
“Apa-apa yang baru
(yang belum ada atau dilakukan di masa Nabi SAW) dan bertentangan dengan Kitabullah, sunnah, ijmak, atau sumber lain yang dijadikan pegangan, adalah bid’ah yang sesat.
Adapun suatu kebaikan yang baru dan tidak bertentangan dengan yang tersebut itu, adalah terpuji “
Setiap
kebaikan yang tercakup dalam dalil-dalil syar’i dan tidak dimaksudkan untuk
menyalahi syariat dan tidak pula mengandung suatu kemunkaran, itu termasuk
ajaran agama.
Memperingati
Maulid Nabi SAW berarti menghidupkan ingatan (kenangan) tentang Rasulullah, dan
itu menurut kita disyariatkan dalam Islam. Sebagaimana yang Anda lihat,
sebagian besar amaliah haji pun menghidupkan ingatan tentang
peristiwa-peristiwa terpuji yang telah lalu.
Selamat Menyambut Maulidur Rasul dari
PHGL & D'Sham Muslim Shoppe
Wasallam
2 ulasan:
assalamualaikum
meriah sambutan di rawang
Waalaikumsalam
Alhamdulillah begitulah setiap tahun makin bertambah baik agenda sambutannya
Catat Ulasan