Selasa, 19 Jun 2012

BBQ kambing & Nasi kampung ~ perkongsian ilmu nilai kesyukuran



BBQ kambing

Ayam goreng berempah


 kerabu


Antara set BBQ, kentang & coslow











Gulai nangka 



Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih dan Penyayang



Alhamdulillah hari ni 29 Rejab bagi tahun 1433 hijrah..
kini kita berada di penghujung bulan Rejab sudah,..
Kepada semua umat islam diucapkan
selamat menyambut israk & mikraj
pada 27 Rejab yang lalu,
semoga peristiwa tersebut menjadi suatu tauladan, dan
panduan yang berguna kepada kita
dalam mentaati serta mencari keredhaanNya.


Alhamdulillah  Pak Ngah Hilmi Grilled Lamb selesai menunaikan
hajat Tuan Haji Zambri serta keluarga,
kali ini antara menu yang di minta adalah seperti berikut:


BBQ kambing & set , Nasi kampung
(nasi putih, gulai nangka, kerabu,
sayur goreng buncis bersama bunga kobis campur hati & pedal ayam),
ayam goreng berempah dan sambal belacan. 
kuih-muih, minuman sejuk dan panas.


Kepada pembaca blog SDH,
sekiranya tuan2 dan puan2 berhajat untuk menempah
makanan dengan Pak Ngah HilmI Grilled Lamb,
sila dapatkan maklumat melalui hp no yang tertera.



PERKONGSIAN CATATAN ILMU

APA DIA SUJUD SYUKUR ITU ?


Sujud syukur ialah sujud untuk menyatakan terima kasih atas nikmat yang dilimpahkan Allah Subhanahu wa Ta‘ala atau atas terhindarnya seseorang dari malapetaka.


HUKUM SUJUD SYUKUR


Jumhur ulama berpendapat bahawa sujud syukur itu adalah sunat berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Abdur Rahman bin Auf katanya yang maksudnya :


“Sewaktu Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam keluar menuju ke dalam bangunan-bangunan tinggi lalu memasukinya.

Kemudian Baginda menghadap kiblat dan sujud, dan memanjangkan sujud Baginda.



Kemudian Baginda mengangkat kepalanya seraya bersabda:
“Sesungguhnya Jibril mendatangiku dan memberi khabar gembira kepadaku.

Jibril berkata:


“Sesungguhnya Allah mengatakan kepada engkau: “Siapa yang memberi selawat ke atas engkau Aku akan memberi selawat kepadanya dan siapa yang memberi salam kepada engkau, Aku akan memberi salam kepadanya
” Lalu saya bersujud sebagai tanda syukur kepada Allah”.

(Hadis riwayat Imam Ahmad)


Dalam hadis yang lain pula yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan selainnya bahawa Baginda Shallallahu ‘alaihi wasallam jika sampai kepada Baginda sesuatu perkara yang menggembirakannya, Baginda akan melakukan sujud.
(Syarah Al-Minhaj)


Sujud syukur di dalam mazhab Asy-Syafi‘ie tidak boleh dilakukan di dalam sembahyang. Ianya hanya sunat dilakukan di luar sembahyang ketika seseorang mendapat limpahan rahmat daripada Allah atau terhindar daripada malapetaka.

Di antara sujud yang dikategorikan sebagai sujud syukur ialah sujud selepas membaca ayat 25 daripada surah Shad iaitu:


Tafsirnya: “Maka Kami mengampuni kesalahannya.
Sesungguhnya dia dekat dari Kami dan mempunyai tempat kembali yang baik”.


BAGAIMANA SUJUD SYUKUR DILAKSANAKAN ?

Sujud syukur dilaksanakan di luar sembahyang iaitu berniat untuk melakukan sujud syukur,takbir,sujud dan juga salam.

Antara syarat-syaratnya ialah:



 Hanya syarat-syarat yang diwajibkan dalam mengerjakan shalat,
seperti harus mempunyai wuduk (air sembahyang),
menghadap kiblat,
pakaian yang bersih dari najis,
dsb, tidak diisyaratkan dalam melaksanakan sujud syukur itu.
Menurut As-Syaukani,
juga tidak disyaratkan sujud syukur itu harus dilaksanakan di tempat tertentu,
seperti masjid,
tapi boleh dilaksanakan pada setiap tempat asal tidak di tempat yang najis atau kotor. Boleh dilakukan di pinggir jalan,
di pasar (cari tempat yang lapang dan bersih),
di kebun,
di tepi pantai,
di atas kenderaan, dan seterusnya.


Dalam pada itu,
tidak ada bacaan yang khusus pada waktu melakukan sujud syukur itu.

Menurut penjelasan Jumhur Ulama (Ulama yang terbanyak),
cara melakukan sujud syukur itu ialah dengan mengucapkan takbir lebih dahulu,
kemudian sujud,
sesudah itu bangkit dari sujud dan terus memberi salam ke kanan dan ke kiri.

Ada juga ulama yang berpendapat,
tidak perlu dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam,
tapi cukup dengan bersujud saja,
kemudian bangkit dan duduk kembali.

BACAAN ATAU ZIKIR YANG BOLEH DIAMALKAN KETIKA SUJUD SYUKUR

Di antara zikir yang di galakkan itu ialah: tafsirnya


Ertinya: “Telah sujud wajahku kepada (Allah,Zat) yang Menciptakannya, yang Membentuknya dan yang Membuka pendengarannya serta penglihatannya dengan daya dan kekuatanNya maka Maha berkat (serta maha tinggilah kelebihan) Allah sebaik-baik Pencipta”


Dan zikir yang lain sebagaimana yang di sebut dalam hadis Baginda Shallallahu ‘alaihi wasallam:


Maksudnya : “Ya Allah tuliskan bagi ku dengan sujud ini pahala dan jadikanlah sujud ini berharga di sisiMu dan hindarkanlah daripadaku dosa dengannya terimalah ia daripadaku sepertimana Engkau menerima sujud hambaMu Daud”
(Hadis riwayat Al-Tirmidzi dan lainnya dengan sanad yang hasan)



Sementara itu Al-Ustaz Ismail Al-Dharir di dalam tafsirnya menaqalkan bahawa Imam Asy-Syafi‘ie memilih untuk diucapkan di dalam sujud tersebut :


Ertinya: “Maha suci tuhan kami, sungguh janji Tuhan kami tetap terlaksana


Walau bagaimanapun adalah harus dibawakan zikir yang biasa digunakan di dalam sujud sembahyang.


Menurut Imam Al-Qalyubiy bahawa sujud tilawah atau sujud syukur itu boleh diganti dengan zikir berikut bagi orang yang tidak melakukan sujud walaupun ia suci dari hadas (dalam keadaan berwudhu) seperti ucapan:


Ertinya:“Maha suci Allah dan segala puji-pujian bagiNya, tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan Allah itu Maha Besar”.

Begitulah cara Islam mengajarkan kita bagaimana cara mensyukuri nikmat Allah Subhanahu wa Ta‘ala atau terlepas daripada bala.
Di samping sunat melaksanakan sujud syukur disunatkan juga bersedekah dan melakukan sembahyang sunat syukur.
( Mughni Al-Muhtaj 1/219).
Menurut Al-Khawarizmi pula, jika ia menggantikan tempat sujud itu dengan bersedekah atau sembahyang dua rakaat maka itu adalah yang lebih baik.


Menurut Imam Al-Ramli bahawa sujud syukur itu terluput waktunya jika jarak di antara sujud itu dan sebabnya terlalu lama.

Dalam satu hadis yang diriwayatkan dari Sa'ad bin Abi Waqqas,
diterangkan, bahwa pada suatu hari Rasulullah melakukan perjalanan dari Mekkah ke Madinah bersama-sama Sa'ad bin Abi Waqqash.

Tatkala sampai di suatu tempat yang bernama 'Azwara', mereka berhenti untuk istirahat. Pada kesempatan itu, Rasulullah menadahkan tangan memohonkan doa kemudian beliau sujud, yang berlangsung dalam waktu yang agak lama.

 Setelah beliau bangkit dari sujud itu, ditadahkannya lagi tangannya ke atas bermohon kepada Allah.
Tiga kali beliau melakukan hal itu berturut-turut.

Setelah selesai, Rasulullah menceritakan kepada Sa'ad bin Abi Waqqah bahwa dalam sujud dan berdoa itu beliau memohonkan agar ummatnya diberikan syafa'at (pertolongan) oleh Allah SWT di hari akhirat kelak.
Tuhan memberikan petunjuk kepada Beliau pada waktu itu, bahwa permohonan beliau itu akan dikabulkan Allah sepertiganya.

Karena beliau amat girang sekali atas permohonan yang dikabulkan Allah itu, maka beliau mengerjakan sujud syukur sekali lagi.

Dalam sujud syukur kedua itu, ditunjukkan pula kepada beliau bahwa sepertiga syafa'at yang masih ketinggalan, dikabulkan Allah juga.

Akhirnya beliau melakukan sujud syukur yang ketiga sehingga ditunjukkan bahwa permohonan beliau diterima secara keseluruhan.
(Nailul Authar, oleh As-Syaukani, jilid III, hal 121).

Dalam riwayat yang lain diterangkan pula,
bahwa pada suatu ketika Rasulullah bepergian bersama seorang sahabat yang bernama Abdur Rahman bin 'Auf.
Mereka sampai ke suatu kebun korma dan beristirahat di tempat tersebut.
Jarak duduk antara Rasulullah dengan Abdur Rahman agak berjauhan sedikit.
Abdur Rahman melihat bahwa Rasulullah sedang melakukan sujud.
 Karena beliau bersujud lama sekali, maka timbullah kekhawatiran Abdur Rahman kalau-kalau Rasulullah dalam keadaan "bahaya", mungkin wafat dipanggil Tuhan secara mendadak.

Dengan buru-buru Abdur Rahman datang mendekati Rasulullah untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.
Sejenak kemudian, Rasulullah mengangkat kepalanya, bangkit dari sujud dan bertanya kepada Abdur Rahman bin 'Auf:
"Ada apakah gerangan, wahai sahabatku, maka Anda kelihatan seperti orang cemas?"
Abdur Rahman menerangkan kekhawatirannya itu ,seperti diceritakan di atas.
Akhirnya pada saat itu Rasulullah menjelaskan:

"Bahwasanya Jibril datang kepadaku dan berkata:
 Sukakah engkau saya gembirakan?


Sesungguhnya Allah berkata kepada engkau: Barang siapa yang mengucapkan salawat atas engkau, maka Allah SWT akan memberikan salawat kepadanya.
 Barangsiapa yang memberikan salam kepada engkau,
maka Allah akan memberikan salam pula kepadanya.
 Mendengar hal itu, maka Rasulullah terus melakukan sujud kepada Allah sebagai tanda rasa syukur."
(Riwayat Ahmad).

Dari kedua perbuatan Rasulullah itu jelaslah bahwa sujud syukur itu Sunnah Nabi.

Manusia haruslah mensyukuri nikmat yang dikaruniakan Allah SWT.
 Nikmat itu banyak macam ragamnya.
DikaruniakanNya kepada manusia,
mata untuk melihat,
telinga untuk mendengar,
mulut untuk makan dan berbicara,
lidah untuk merasa,
hidung untuk membau,
tangan untuk bekerja dan berusaha,
kaki untuk melangkah, dsb.
Tidak cukup dengan alat-alat fisik itu saja,
tapi dikaruniakanNya pula akal untuk membedakan antara yang baik dengan yang buruk, rezeki dengan kehidupan,
rumah untuk tempat tinggal,
istri untuk teman hidup,
anak yang menjadi cahaya mata,
kesehatan badan dan 1001 macam nikmat yang tidak bisa dihitung jumlahnya.
Manusia diwajibkan mensyukuri nikmat Allah SWT itu,
sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran:

"syukurilah nikmat Allah jika kamu sungguh-sungguh menyembah kepadaNya."
(QS. An-Nahl XVI: 114).

Bersyukur itu adalah semacam manifestasi untuk menyatakan terima kasih
kepada Allah SWT.
Hal itu harus dilakukan sejalan atas tiga cara atau sikap,
yaitu dengan lisan, hati dan anggota badan.
Dalam hubungan ini,

Profesor Afif Fattah Tabbarah menyimpulkan:

"Seseorang yang bersyukur hendaknya lidahnya senantiasa memuja dan memuji Allah karena menyadari betul-betul betapa banyaknya nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya.

Hatinya haruslah terpaut mencintai Allah SWT,
menghayati kebahagiaan dan kebaikan yang dinikmatinya itu.
Anggota badannya haruslah senantiasa sibuk dan taat kepada Allah,
melaksanakan perintah-perintahNya."
(Ruhud Dienul Islami, hal 170).

Pelaksanaan bersyukur itu ialah dengan meningkatkan ketaatan,
melaksanakan perintah-perintah Allah,
terutama mengerjakan kewajiban-kewajiban pokok (fardhu 'ain),
melakukan amal-amal kebaikan dan menjauhi kejahatan-kejahatan serta larangan-larangan Tuhan.

PENUTUP


Sujud syukur seperti yang dijelaskan di atas merupakan satu ibadat yang tuntutannya adalah sunat.
Cara melakukannya pun mudah tetapi nilainya tinggi di sisi Allah sepertimana yang dijelaskan oleh hadis Baginda tentang kelebihan sujud.
Dari itu, sayugialah diingatkan supaya jangan dilepaskan peluang melakukan ibadat sujud ini, walaupun ia hanya merupakan tuntutan sunat tetapi dengan melakukannya bererti kita menghidupkan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan dan tidak mengabaikan ajaran Islam...

...semoga ilmu yang sedikit ini  dapat dimanfaatkan bersama...insyallah dalam perjalanan hidup kita di dunia menuju ke akhirat..

Wasallam

2 ulasan:

Ayah Zain berkata...

as salam,

mengiorkan betul menu yang dipaparkan. Entah bila boleh sampai semula ke sini

shami2 berkata...

Salam Az

Jemputlah datang lagi...heheh