Ahad, 21 Ogos 2011

Salam Ulang tahun Buat Pak Ngah Hilmi




Pada 20hb Ogos juga bersamaan 
20 Ramadhan Pak ngah Hilmi menyambut ulangtahun kelahirannya
 salam ulang tahun buat Pak Ngah Hilmi.... ke 41
doa shami dan anak2 semoga baba dipanjangkan umur serta keberkatannya, 
sihat sejahtera hendaknya, dimurahkan dan diberkati rezekinya,
dikurniakan keteguhan dan keberkatan ikatan rumahtangga,
 kemuliaan zuriat keturunan
sentiasa dalam redha dan rahmatNya
dari dunia hingga ke syurga abadi selama-lamanya.

Perkongsian doa seorang hamba Allah ...dihari kelahirannya


Terima kasih Ya Allah untuk usia yang telah Engkau berikan. 
Terima kasih juga untuk setiap rezki yang Engkau kurniakan. 
Terima kasih untuk setiap cubaan yang Engkau turunkan.
Terima kasih untuk bakat dan ilham yang Engkau anugerahkan. 
Sesungguhnya terlalu banyak yang telah Engkau berikan kepadaku...
dan terlalu sedikit pengabdianku terhadapMu.

Engkau tetap menerima walau terkadang aku alpa, 
aku lupa, aku tersilap dan khilaf menafsir makna setiap kurniaan dan dugaan. 
Namun begitu besar kasihMu..
Engkau tetap melindungi aku walaupun terkadang aku kalut
merungut ketika saat-saat lemahku datang.
Aku tidak pernah menafikan hakMu sebagai Khaliq 
walaupun terkadang aku terbuai dengan kesedihan dan kesakitan yang amat pedih.

Ampunkan aku Ya Allah pabila aku merintih nasibku di hadapanMu. 
Kalau bukan kepadaMu, kepada siapa lagi harus ku mengadu? 
Aku tidak pernah menyesali kewujudanku ini 
Ya Allah...namun aku hanyalah hambaMu yg dhaif dan lemah. 
Adakalanya aku kurang kesabaran. 
Ada masanya aku goyah keimanan. 
Ada masanya aku hampir terikut bisikan syaitan. 
Namun dengan limpahan kasih sayangMu, 
Engkau menarikku kembali jauh daripada kesesatan.

Dalam usia begini...aku ingin menjadi lebih dekat padaMu Ya Rahman. 
Dalam usia yang makin jauh ini...aku ingin lebih merinduiMu Ya Rahiim. 
Dalam usia meniti ini...aku ingin sekali menyambut panggilan KaabahMu Ya Al Malik.
Dalam usia ubanan ini yang ku inginkan hanyalah ketenangan, kekusyukan beribadah, segala kesederhanaan dan kerendahan hati tanpa berhenti menghulur kasih pada yang sudi.

Ya Muhaimin...pimpinlah tangan hambaMu ini...pimpinlah hati hambaMu ini...pimpinlah langkah hambaMu ini agar sentiasa berpijak di atas jalan kebenaran. 
Ya Al Quddus... sebagai hambaMu yang hina dina, aku takkan mungkin mencapai sempurna, tapi kasihanilah aku... bimbinglah aku sentiasa agar aku mampu meniti titian siratulmustakimMu dengan tenang dan mudah tanpa cela.

Ya Al Hakiim...berikanlah ilham kepadaku agar aku mampu terus berkarya 
Agar aku terus mampu memberikan sedikit ikhtibar dan dakwah dengan caraku. 
Hulurkan kepadaku bijaksana agar aku mampu terus memacu kalam keinsanan sehingga tiba masanya Engkau menjemputku pergi.

Terima kasih Ya Allah atas segala takdir yang telah Engkau tentukan untukku. 
Engkaulah Ya Maha Besar... peliharalah aku  agar terus berpegang teguh pada taliMu.

Terimalah permohonan hambaMu yang sedang bermusafir di bumiMu ini Ya Al Mudzill.

Perkongsian Fasa Ramadhan terakhir yakni fasa ke 3 pembebasan dari api neraka


Salam 10 Ramadhan yang terakhir, hari ini hari ke 21 Ramadhan bagi tahun 1432 hijrah.
alhamdulillah kita masih diberi peluang oleh Allah SWT
 untuk menikmati kasih sayang dan rahmatNya saat2 indah dan terbaik 
dalam bulan Ramadhan ini....
walau dimana kita berada, apajua tanggungjawab kita 
sama2 kita tetap teguh istiqamah dalam amal ibadah di penghujung Ramadhan ini.....
sama2 kita tingkatkan kualiti ibadah, 
penghambaan diri khusus untuk hampir denganNya saat ini
mudah-mudahan bekalan itu kita bawa dengan cemerlang pabila melangkah
keluarnya kita dari Ramadhan ini nanti..hingga bertemu Ramadhan berikutnya  .insyallah

LAILATUL QADAR  SEPERTIMANA JANJI ALLAH 
PADA HAMBANYA YANG BERPUASA DI BULAN RAMADHAN


Keutamaan Lailatul Qadar
Pertama, lailatul qadar adalah malam yang penuh keberkahan (bertambahnya kebaikan). Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ , فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi. dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad Dukhan: 3-4). Malam yang diberkahi dalam ayat ini adalah malam lailatul qadar sebagaimana ditafsirkan pada surat Al Qadar. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadar: 1)
Keberkahan dan kemuliaan yang dimaksud disebutkan dalam ayat selanjutnya,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ , تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ , سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadar: 3-5). Sebagaimana kata Abu Hurairah, malaikat akan turun pada malam lailatul qadar dengan jumlah tak terhingga.[2] Malaikat akan turun membawa kebaikan dan keberkahan sampai terbitnya waktu fajar.[3]
Kedua, lailatul qadar lebih baik dari 1000 bulan. An Nakho’i mengatakan, “Amalan di lailatul qadar lebih baik dari amalan di 1000 bulan.”[4] Mujahid, Qotadah dan ulama lainnya berpendapat bahwa yang dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah shalat dan amalan pada lailatul qadar lebih baik dari shalat dan puasa di 1000 bulan yang tidak terdapat lailatul qadar.[5]
Ketiga, menghidupkan malam lailatul qadar dengan shalat akan mendapatkan pengampunan dosa. Dari Abu Hurairah, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”[6]
Bila Lailatul Qadar Terjadi?
Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.”[7]
Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil itu lebih memungkinkan daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.”[8]
Lalu kapan tanggal pasti lailatul qadar terjadi? Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah telah menyebutkan empat puluhan pendapat ulama dalam masalah ini. Namun pendapat yang paling kuat dari berbagai pendapat yang ada sebagaimana dikatakan oleh beliau adalah lailatul qadar itu terjadi pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dan waktunya berpindah-pindah dari tahun ke tahun[9]. Mungkin pada tahun tertentu terjadi pada malam kedua puluh tujuh atau mungkin juga pada tahun yang berikutnya terjadi pada malam kedua puluh lima, itu semua tergantung kehendak dan hikmah Allah Ta’ala. Hal ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى
Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa.”[10]Para ulama mengatakan bahwa hikmah Allah menyembunyikan pengetahuan tanggal pasti terjadinya lailatul qadar adalah agar orang bersemangat untuk mencarinya. Hal ini berbeda jika lailatul qadar sudah ditentukan tanggal pastinya, justru nanti malah orang-orang akan bermalas-malasan.[11]
Do’a di Malam Qadar
Sangat dianjurkan untuk memperbanyak do’a pada lailatul qadar, lebih-lebih do’a yang dianjurkan oleh suri tauladan kita –Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam- sebagaimana terdapat dalam hadits dari Aisyah. Beliau radhiyallahu ‘anha berkata,
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ « قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Katakan padaku wahai Rasulullah, apa pendapatmu, jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar. Apa yang aku katakan di dalamnya?” Beliau menjawab,”Katakanlah: ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni’ (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku).”[12]
Tanda Malam Qadar
Pertama, udara dan angin sekitar terasa tenang. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء
“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.”[13]
Kedua, malaikat turun dengan membawa ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan tersebut dan merasakan kelezatan dalam beribadah yang tidak didapatkan pada hari-hari yang lain.
Ketiga, manusia dapat melihat malam ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat.
Keempat, matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata,
هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.
Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadlan). Dan tanda-tandanya ialah, pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa sinar yang menyorot[14][15]
Bagaimana Seorang Muslim Menghidupkan Malam Lailatul Qadar?
Lailatul qadar adalah malam yang penuh berkah. Barangsiapa yang terluput dari lailatul qadar, maka dia telah terluput dari seluruh kebaikan. Sungguh merugi seseorang yang luput dari malam tersebut. Seharusnya setiap muslim mengecamkan baik-baik sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
فِيهِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
Di bulan Ramadhan ini terdapat lailatul qadar yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa diharamkan dari memperoleh kebaikan di dalamnya, maka dia akan luput dari seluruh kebaikan.”[16]
Oleh karena itu, sudah sepantasnya seorang muslim lebih giat beribadah ketika itu dengan dasar iman dan tamak akan pahala melimpah di sisi Allah. Seharusnya dia dapat mencontoh Nabinya yang giat ibadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. ‘Aisyah menceritakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.”[17]
Seharusnya setiap muslim dapat memperbanyak ibadahnya ketika itu, menjauhi istri-istrinya dari berjima’ dan membangunkan keluarga untuk melakukan ketaatan pada malam tersebut. ‘Aisyah mengatakan,
كَانَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’[18]), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.”[19]
Sufyan Ats Tsauri mengatakan, “Aku sangat senang jika memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan untuk bertahajud di malam hari dan giat ibadah pada malam-malam tersebut.” Sufyan pun mengajak keluarga dan anak-anaknya untuk melaksanakan shalat jika mereka mampu.[20]
Adapun yang dimaksudkan dengan menghidupkan malam lailatul qadar adalah menghidupkan mayoritas malam dengan ibadah dan tidak mesti seluruh malam. Bahkan Imam Asy Syafi’i dalam pendapat yang dulu mengatakan, “Barangsiapa yang mengerjakan shalat Isya’ dan shalat Shubuh di malam qadar, maka ia berarti telah dinilai menghidupkan malam tersebut”.[21]Menghidupkan malam lailatul qadar pun bukan hanya dengan shalat, bisa pula dengan dzikir dan tilawah Al Qur’an.[22] Namun amalan shalat lebih utama dari amalan lainnya di malam lailatul qadar berdasarkan hadits, “Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.[23]
Bagaimana Wanita Haidh Menghidupkan Malam Lailatul Qadar?
Juwaibir pernah mengatakan bahwa dia pernah bertanya pada Adh Dhohak, “Bagaimana pendapatmu dengan wanita nifas, haidh, musafir dan orang yang tidur (namun hatinya dalam keadaan berdzikir), apakah mereka bisa mendapatkan bagian dari lailatul qadar?” Adh Dhohak pun menjawab, “Iya, mereka tetap bisa mendapatkan bagian. Siapa saja yang Allah terima amalannya, dia akan mendapatkan bagian malam tersebut.”[24]
Dari riwayat ini menunjukkan bahwa wanita haidh, nifas dan musafir tetap bisa mendapatkan bagian lailatul qadar. Namun karena wanita haidh dan nifas tidak boleh melaksanakan shalat ketika kondisi seperti itu, maka dia boleh melakukan amalan ketaatan lainnya. Yang dapat wanita haidh lakukan ketika itu adalah,
  1. Membaca Al Qur’an tanpa menyentuh mushaf.[25]
  2. Berdzikir dengan memperbanyak bacaan tasbih (subhanallah), tahlil (laa ilaha illallah), tahmid (alhamdulillah) dan dzikir lainnya.
  3. Memperbanyak istighfar.
  4. Memperbanyak do’a.[26]

4 ulasan:

atuk berkata...

Assalamualaikum Shami

SELAMAT HARI ULANG TAHUN KELAHIRAN BUAT PAK NGAH HILMI

saya amin kan doa2 seorang isteri

semoga bahagia hingga ke Syurga

Wassalam

shami2 berkata...

Waalaikum salam cik Rozali

Terima kasih, insyallah mudah-mudahan..juga saya doakan moga Cik Rozali dan isteri sentiasa dalam rahmat dan perlindungan Allah SWT sentiasa...dunia dan akhirat.

sinomosa berkata...

Assalam dan Salam Ramadhan Kak,

Harap sihat adanya..
terima kasih atas perkongsian,
bersamalah kita memburu malam lailatul-qadar itu krn thn depan tidak pasti lagi utk kita..wallahua'alam

Selamat Ulangtahun Kelahiran buat Pak Ngah Hilmi,
Smg hidup dlm mawaddah warahmah.Amin

Dpt jua sy merasa kambing golek akak hari Ahad lps di Surau As-Syakirin, ingatkan akak ada dtg sekali tp takde hehe..

shami2 berkata...

Salam ramadhan syim

Alhamdulillah
ya mudah-mudahan ramadhan ini yang terbaik untuk kita...
Amin ...terima kasih
Ya ingat nak call tapi sibuk sikit...lepas masak...terus balik..Pak Ngah ada jemputan sebagai imam dan menyampaikan tazkirah di sebuah surau...alhamdulillah ada pembantu dapat tumpukan masa untuk amal ibadah di 10 terakhir ramadhan..insyallah kita jumpa syawal nanti...